Rabu, 05 Oktober 2011

LITURGI MERUPAKAN PERAYAAN IMAN UMAT SECARA AKTIF

ERICK SILA Dalam dunia dewasa ini, perkembangan dalam ilmu pengatahuan semakin marak. Penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan membuat suatu bidang ilmu semakin terkenal dan dapat dipahami oleh semua kalangan. Dalam liturgi, perkembangan juga mulai tampak, setelah konsili Vatikan II. Ilmu liturgi merumuskan bermacam-macam bentuk hal yang dapat mendorong liturgi sendiri sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh umat kristiani. Unsur-unsur teologi yang ada dalam liturgi dikaji dan dikemukakan kepada umat beriman agar umat mampu memahami misteri perayaan itu. Dengan demikian pembaharuan umum dalam liturgi mempunyai suatu tujuan yakni umat kristen memperoleh kelimpahan rahmat di dalamnya dengan lebih terjamin. Liturgi terdiri atas bagain yang dapat berubah dan ada bagian yang tidak dapat berubah. Atas bagian yang tidak dapat berubah dilembagakan secara ilahi sedangkan atas bagian yang berubah merupakan suatu variasi yang dimasukan hal-hal baru untuk menggantikan hal-hal yang kurang serasi dalam hakekat liturgi yang paling inti atau sudah kurang cocok. Meskipun demikian perubahan itu tidak dihilangkan hal kudus yang merupakan inti dalam liturgi . Liturgi yang sedang kita ikuti dalam kehidupan kita setiap hari adalah liturgi yang bercorak barat atau sering kita kenal sebagai ritus barat. Dalam perkembangan zaman, sejarah liturgi barat dapat dibagi menjadi empat masa. Pertama, dari awal sampai ke masa Gregorius Agung yakni tahun 590; kedua, masa Gregorius VII yakni 1073; ketiga, sampai konsili Trente 1545 dan empat, dari konsili Trente sampai konsili Vatikan II. Dalam konsili Vatikan II zaman baru telah terbit dalam sejarah liturgi . Secara umum istilah liturgi yang kita pakai hingga sampai pada akhir ini mempunyai latar belakang profan–politis dari masyarakat yunani kuno. Liturgi berasal dari kata Leitourgia. Kata Leitourgia merupakan gabungan dari dua kata Ergon (karya) dan Leitos yang merupakan kata sifat dari laos (bangsa). secara hurufia leitourgia merupakan karya pelayanan yang dibaktikan demi kepentingan bangsa, suatu pelayanan yang tidak menuntut imbalan. Dalam perkembangan zaman kata liturgi mendapat arti kultis. Liturgi mulai dipahami sebagai pelayanan ibadat para imam. Akhirnya liturgi dimengerti sebagai pelayanan imamat yang berpusat dan bertumpu pada kehidupan Yesus Kristus . Liturgi sebagai suatu perayaan iman yakni ibadah dan doa resmi yang dilaksanakan umat beriman dengan sehati sejiwa dalam kegembiraan dan syukur untuk mengenangkan karya keselamatan Allah yang dikerjakan oleh Yesus Kristus dalam daya kekuatan roh kudus . Dengan demikian liturgi bukan suatu “karya publik” melainkan hubungan intim antara Allah dan umat-Nya yang mengambil bagian secara aktif dan sadar dalam karya Allah tersebut dimana termaktub dalam diri Yesus Kristus penebus dan imam agung kita. Karya penebusan ini dipahami oleh gereja sebagai suatu pewartaan. Artinya karya keselamatan yang telah diberikan kepada kita menuntut suatu tindakan pewartaan. Pewartaan bukan hanya injil tetapi kita perlu mewartakan dan mewujudkan karya keselamatan. Maka gereja menghayati dan melestarikan karya keselamatan itu menjadi nyata dalam liturgi gereja melalui korban ilahi. Inilah komunikasi antara Allah dan umat-Nya menjadi nyata. Inilah puncak dan sumber kehidupan gereja karena dalamnya umat Allah mencecap dan mereguk kenikmatan rohani yang dihidangkan Allah bagi umat-Nya. Liturgi sebagai ibadah dan doa bersama yang di dalamnya umat Allah terlibat aktif untuk berdoa dalam liturgi gereja. Disini dibutuhkan inisiatif dan kesadaran dari umat untuk menghadirkan karya keselamatantersebut dalam doa bersama sehingga rahmat keselamatan dapat dirasakan oleh umat. Liturgi bukan hanya tontonan melainkan suatu perayaan. Maka sangat salah jika sebagai umat Allah hadir dalam mengikuti liturgi namun diam tanpa ikut ambil bagian secara aktif .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar