Rabu, 05 Oktober 2011

Keluarga: Persekutuan Pribadi dalam Cinta

Keluarga merupakan bagian dari masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil. keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah bersatu. Dalam pandangan manapun, keluarga dianggap sebagai elemen sistem sosial yang akan membentuk sebuah masyarakat. Keluarga juga merupakan kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat. Jadi kelurga dalam bentuk yang murni atau biasa disebut sebagai keluarga inti, merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Berbicara mengenai keluarga tidak terlepas dari apa yang telah dikatakan di atas yakni keluarga inti atau nuclear family, yakni keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Berikut ini adalah beberapa ciri yang dapat kita temukan dalam sebuah nuclear family yakni:  Dalam nuclear family, ikatan hubungan darah dan psikologis sagat erat.  Tatap muka terjadi secara intensif.  Keluarga berfungsi sebagai pembentuk kepribadian anak.  Keluarga umumnya memiliki cita-cita atau tujuan bersama.  Keluarga sebagai fungsi reproduksi. Keluarga merupakan tempat di mana setiap anggotannya mendapatkan perhatian dan kasih sayang. Jadi unsu-unsur yang sangat penting dalam membangun sebuah keluarga adalah cinta, perhatian dan kasih sayang yang sempurna dari semua anggota keluarga. Sebuah keluarga akan tumbuh dan berkembang dalam cinta kasih hanya terjadi jika ada hubungan timbal balik antara ayah, ibu dan anak-anak. Keluarga: Persekutuan Pribadi-pribadi dalam Cinta Dalam sebuah keluarga terbentuklah suatu hubungan pribadi yakni ayah (suami), ibu (istri), dan anak-anak. Keluarga yang didasarkan pada cinta kasih serta dilandaskan padanya merupakan persekutuan pribadi-pribadi. Tugas dari setiap anggota keluarga adalah menghayati kenyataan persekutuan tersebut serta senantiasa mengembangkan kehudupan yang rukun antar pribadi di dalamnya. Maka kekuatan yang paling penting di dalamnya adalah cinta kasih. Cinta merupakan kekuatan yang mempersatukan setiap pribadi dalam suatu kesatuan tekat dan tujuan. Tanpa cinta keluarga tidak dapat hidup rukun dan berkembang sebagai pribadi. Dewasa ini banyak masalah yang dihadapi oleh keluarga-keluarga karena kekurangan atau ketiadaan cinta kasih. Ketiadaan cinta kasih dialami oleh suami dan istri atau antara ke duanya dengan anak-anak. Hal ini hendaknya disadari bahwa ikatan yang mempersatukan suami dan istri dalam membentuk sebuah keluarga adalah cinta kasih. Harus disadari juga bahwa cinta kasih merupakan suatu bentuk tatanan yang lebih tinggi yang berasal dari Tuhan sendiri. Keluarga sebagai lembaga sosialisasi Salah satu fungsi dari keluarga adalah fungsi sosialisasi, yakni sebagai pembentuk kepribadian dan watak para anggota keluarga. Perlu diakui bahwa kebudayaan dalam suatu masyarakat berperan penting dalam pembentukan watak kepribadian anggota masyarakat. Maka, pendidikan dalam keluarga bertujuan mempersiapkan warga masyarakat yang nantinya akan bertindak dengan adil dan bijaksana terhadap sesama, meperjuangkan keadilan bagi orang lain, bagi diri sendiri dalam kehidupan yang konkret. Dalam hal ini adalah pembentukan kepribadian anak. Sikap orang tua yang hanya tahu menyuruh, memerintah, menuntut, dan marah di satu pihak akan membentuk pribadi anak yang penakut, pasif tidak punya inisiatif, dan apatis dan di lain pihak membentuk pribadi anak menjadi agresif. Sebaliknya apabila orang tua selalu menciptakan suasana dialog dengan anak akan membentuk pribadi yang aktif, penuh inisiatif, dan berani. Dengan demikian orang tua menjadi contoh konkret dan tokoh bagi anak untuk selalu bersikap baik dalam kehidupannya setiap hari. Apabila semuanya ini bejalan dengan baik dalam keluarga, maka kebahagiaan dan kedamaian akan tercipta dan akan dirindukan oleh setiap orang. Faktor-faktor Penyebab Hilangnya Peranan Sosial dalam Keluarga 1. Faktor dari dalam  Dasar emosional atau kasih sayang dan cinta kasih tidak ditemukan lagi dalam keluarga. Hal ini desebabkan karena orang bekerja sehingga orang tua dan anak jarang bertemu.  Orang tua dan anak jarang bertemu karena pekerjaan. Maka keluarga sebagai tempat pembentuk kepribadian anak tidak berjalan dengan baik.  Anak kehilangan orang tua sejak kecil. Entah karena telah meninggal dunia atau karena perceraian. 2. Faktor dari luar Karena beberapa sebab misalnya karena perekonomian, produksi, sistem kekeluargaan ini semakin kabur. Hal ini desebabkan juga karena urbanisasi dan sebagainya. Akibat dari perkembangan keluarga itu menyebabkan hilangnya peranan-peranan sosial yaitu:  Keluarga berubah fungsinya, dari keluarga yang menghasilkan menjadi keluarga yang memakai semata-mata. Dahulu keluarga meghasilkan sendiri untuk keluarganya tetapi lama-kelamaan fungsi ini menjadi jarang karena dikerjakan oleh orang tertentu.  Tugas untuk mendidik anak sebagian besar diserahkan kepeda sekolah-sekolah, atau babysister bagi anak yang masih balita.  Tugas bercengkerama dalam keluarga semakin menurun, hal ini terjadi dengan hadirnya perkumpulan-perkumpulan modern, sehingga waktu untuk bersama keluarga menjadi semakin lama semakin kendor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar