Sabtu, 10 Desember 2011

Paulus di Hadapan Feliks (Uraian Eksegetis Atas Kis 24:10-21) Oleh: Erick Sila

I. Pengantar Sejak semula Allah telah menetapkan Paulus sebagai alat pilihan untuk mewartakan sabda-Nya kepada segala bangsa. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Paulus adalah orang yang anti terhadap para pengikut Jalan Tuhan. Dalam usahanya yang begitu gencar untuk membinasakan jemaat Kristen, ternyata Tuhan berkehendak lain terhadap Paulus. Ia dipilih Tuhan sebagai alat untuk mewartakan sabdan-Nya kepada segala bangsa. Pilihan defenitif Allah terjadi ketika ia sedang dalam perjalanannya ke Damsyik. Paulus yang telah menerima panggilan Tuhan itu, mewartakan sabda Tuhan kepada segala bangsa. Pewartaan kabar keselamata dari Tuhan, tidaklah semudah membalik telapak tangan. Banyak tantangan dan halangan yang di hadapi oleh Paulus. Tantangan dan serangan itu pertama-tama datang dari kaum Yahudi sendiri, terutama dari para penatua dan pemimpin Yahudi. Para pemimpin Yahudi menuduh Paulus menodai Bait Allah, melawan kaisar, dan juga sebagai penyebab keonaran di tengah-tengah rakyat. Tuduhan inilah yang menyebabkan Paulus harus berhadapan dengan lembaga hukum yang berwenang. Paulus harus berhadapan dengan Feliks sebagai wali negeri Roma pada saat itu dan bagaimana usaha Paulus untuk mebela dirinya di hadapan Sanhedrin, penulis akan mebahasnya dalam eksegese berikut. II. Eksegese Perikop Kis 24:10-21 10 Lalu wali negeri itu memberi isyarat kepada Paulus, bahwa ia boleh berbicara. Maka berkatalah Paulus: “Aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini. Karena itu tanpa ragu-ragu aku membela perkaraku ini di hadapanmu: 11 Engkau dapat memastikan, bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu aku datang ke Yerusalem untuk beribadah. 12 Dan tidak pernah orang mendapati aku sedang bertengkar dengan seseorang atau mengadakan huru-hara, baik di dalam Bait Allah, maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota. 13 Dan mereka tidak dapat membuktikan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka kepada diriku. 14 Tetapi aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu, yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi. 15 Aku menaruh harapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar. 16 Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. 17 Dan setelah beberapa tahun lamanya aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan. 18 Sementara aku melakukan semuanya itu, beberapa orang Yahudi dari Asia mendapati aku di dalam Bait Allah, sesudah aku selesai mentahirkan diriku, tanpa orang banyak dan tanpa keributan. 19 Merekalah yang sebenarnya harus menghadap engkau di sini dan mengajukan dakwaan mereka, jika mereka mempunyai sesuatu terhadap aku. 20 Namun biarlah orang-orang yang hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apakah yang mereka dapati, ketika aku dihadapkan di Mahkamah Agama. 21 Atau mungkinkah karena satu-satunya perkataan yang aku serukan, ketika aku berdiri di tengah-tengah mereka, yakni: Karena hal kebangkitan orang-orang mati, aku hari ini dihadapkan kepada kamu.” Eksegese 24:10: Paulus memulai khotbahnya setelah ia diberikan kesempatan oleh wali negeri untuk berbicara. Maka Paulus mulai berbicara dengan mengatakan “Aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini”. Paulus memulai khotbahnya dengan sebuah kalimat pendek dan sederhana. “Bertahun-tahun” mungkin hanya bersifat formal atau banyak mencerminkan pengetahuan bahwa Feliks menjadi seorang administrator bersama Cumanus sebelum ia menjadi gubernur. Jika Paulus berbicara tentang masa jabatan Feliks di Yudea maka hal ini cocok. Feliks menjadi gubernur atas seluruh Yudea selama sekitar lima tahun. Dikatakan bahwa Feliks memerintah kira-kira pada tahun 52 sedangkan perkara Paulus terjadi kira-kira tahun 58 atau 59. Jika kita menambahkan dari jangka waktu jabatannya sebagai bawahan Cumanus di Samaria maka total ia menjabat sebagai wali negeri lebih kurang delapan atau sembilan tahun. Dengan demikian Feliks mengenal orang-orang Yahudi dan adat istiadat mereka. Paulus berharap dengan pendahuluan khotbahnya yang sederhana ini, ia bisah mendapatkan pengadilan yang adil. 24:11: Dua belas hari sejak aku pergi beribadat ke Yerusalem: baik perhitungan maupun intinya jelas. Jika kita mengikuti tanda-tanda dari teks-teks ini (Kis 21:27; Kis 22:30; Kis 23:11, 12, 13 dan 31), kita dapat memastikannya mulai dari keberangkatan Paulus dari Kaisarea ke Yerusalem sebagai berikut: hari (1): Paulus tiba di Yerusalem (Kis 21:17), hari ke (2): Paulus diterima oleh Yakobus dan para penatua (Kis 21:18), hari ke (3-9): pemurnian selama tujuh hari, hari ke (9): kejadian di Bait Allah (Kis 21:27-22-29), hari ke (10): Paulus dibawa ke hadapan sanhedrin (Kis 22:30-23:10), hari ke (11): Paulus dari Yerusalem ke Kaisarea (Kis 23:12-30), hari ke (12): Paulus tiba di Kaisarea untuk beribadat di Bait Allah (Kis 23:31-33). Jadi hanya selama dua belas hari ada kesempatan bagi Paulus untuk membuat keonaran secara terang-terangan. Apakah dengan waktu yang begitu singkat Paulus melakukan hal yang dituduhkan kepadanya? Semua ini tidak masuk akal dan tidak ada bukti-bukti mengenai tuduhan itu. “Ziarah” ke Yerusalem merupakan tujuan Paulus di samping tujuan lain dari perjalannya. Ibadah Paulus dimaksudkan sebagai pemulihan kembali dirinya setelah ia mewartakan “Kabar Keselamatan” Tuhan di tengah bangsa-bangsa lain (Kis 22:21). Tuduhan yang diajukkan kepada Paulus tidak memiliki dasar atau bukti yang kuat. Oleh karena itu, Paulus pun tidak mau mengakui tuduhan-tuduhan itu. Bagi Paulus, semua itu hanyalah tuduhan palsu yang tidak memiliki dasar. 24:12-13: Bait Allah, Sinagoga, dan kota: di sini Paulus meminta bukti-bukti. Bukti mengenai kehadirannya di Bait Allah dan percakapannya dengan orang lain sehingga mengakibatkan kerusuhan. Bukti bahwa ia telah menyesatkan banyak orang dengan kotbah-kotbanya di luar rumah ibadat, di sinagoga dan di kota. Bukti bahwa Paulus membuat keributan tidak ada. 24:14: Memang kuakui ini: ini adalah bentuk kesaksian Paulus yang sangat menakjubkan. Setelah mengalami serangkaian penolakan keras, Paulus mendefenisikan apa masalah sebenarnya yang menimbulkan sengketa. Paulus mengaku bahwa memang ia berbakti kepada Allah dengan mengikuti Jalan Tuhan. Memuji Allah “menurut jalan yang mereka sebut sekte”, adalah pengabdian yang benar kepada Allah nenek moyang bangsa Israel. “Jalan” adalah istilah yang dipakai oleh orang non-kristen Yahudi untuk menyebut orang-orang Kristen. Jalan ini bukanlah sebuah partai politik dan juga bukan suatu pemberontakkan terhadap kekaisaran Romawi, melainkan penghormatan kepada Allah leluhur menurut hukum taurat dan perbuatan-perbuatan para nabi. Aku menyembah Allah leluhur: ungkapan yang sama bisah diterjemahkan “Allah nenek moyang”. Paulus membenarkan diri dalam hal ini bahwa ia tidak menyimpang dari adat-istiadat nenek moyangnya. Praktek Yahudi untuk beribadah kepada leluhur diberi wewenang untuk beribadah oleh hukum Romawi. Atas dasar itu juga maka Paulus mengatakan bahwa ia tidak meninggalkan iman nenek moyangnya. 24:15: Sebuah harapan kepada Tuhan: dalam memuliakan Allah, Paulus memiliki keyakinan akan kebangkitan. Keyakinan akan kebangkitan juga diterima oleh orang Yahudi. Akan tetapi, ajaran tentang kebangkitan ditolak oleh orang-orang saduki. Mereka menolak ajaran Paulus sebagai sesuatu yang menyesatkan. Dalam sura-surat Paulus menyebutkan juga tentang kebangkitan orang lalim. Itu tidak mungkin baginya sebagai pengakuan yang sama dengan kebangkitan “mereka yang menjadi milik Kristus”; bagi mereka kebangkitan adalah partisipasi parousia dalam kebangkitan Kristus (1 Kor 15:20-23). Harapan itu sekarang menjadi suatu kenyataan melalui kebangkitan Kristus. Suatu kebangkitan yang menjalani keselamatan bagi semua orang. Paulus tidak melukiskan secara lebih mendalam mengenai kehidupan umat Kristen ini, tetapi ia memaparkan sebuah fakta sebagai bukti, bahwa ia berusaha berbuat baik dariapada membuat keonaran atau huru-hara. 24:16: Ajaran Paulus menekankan akan kemurnian hati. Upaya untuk memiliki hati nurani yang tak tergoyahkan. Dalam hal ini, Paulus mengatakan bahwa bukan karena ia telah sempurna dalam hal ini, melainkan ia terus berusaha untuk mencapai tujuan ini (Flp 3:12). Usaha untuk mencapai kemurnian hati adalah istilah yang menunjukkan tenaga aktif seperti dalam latihan-latihan fisik. Untuk mencapai suatu kebaikan moral, setiap oramg harus tetap berjuang. Kemurnian hati yang Paulus maksudkan di sini adalah “tidak menimbulkan sandungan bagi orang lain”, yakni memimpin ke dalam dosa (Flp 1:10; 1Kor 10:32). 24:17: Dalam ayat ini, Paulus menjelaskan lebih lanjut mengenai kehadirannya di Yerusalem. Sesudah perjalanananya yang kedua Paulus tidak lagi ke Yerusalem (Kis 18:22), Paulus datang setelah beberapa tahun berlalu (tujuh tahun setelah konsili Yerusalem dan empat tahun sesudah perjalanannya yang kedua), dengan membawa sumbangan bagi bangsa Yahudi (satu-satunya yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul sebagai alasan nyata Paulus datang ke Yerusalem). Sayang, penulis Lukas tidak menyebutkan berapa jumlah persembahan yang dibawa Paulus. Di sini Paulus berbicara tentang beberapa maksud perjalanannya ke Yerusalem. Paulus membawa persembahan kepada bangsanya. Tetapi karena Lukas tidak menyebutkan berapa jumlah persembahan yang dibawa Paulus, maka tidak bisah kita memprediksinya hanya dengan narasi sendiri. Apakah persembahan itu ditunjukkan kepada bangsa Yahudi secara keseluruhan, dan karena itu lebih menggambarkan Paulus setia kepada bangsanya? Mengapa termasuk “korban” sebagai bagian dari niat asli Paulus, padahal itu disarankan oleh Yakobus dan dan para penatua sebagai syarat rekonsiliasi (Kis 21:23-26). Mengapa Lukas meninggalkan hal itu bagi pembaca? Untuk ungkapan “bangsa saya” kita dapat membandingkannya dengan perikop (Luk 7:5; 23:2) dan untuk “sedekah” kita dapat membandingkannya dengan perikop (Luk 11:41; 12:33). Selama di Yerusalem Paulus mempersembahkan korban dan memenuhi nazar atas niat murninya dan juga atas anjuran dari saudara Kristen-Yahudi lainnya (Yakobus dan para penatua). 24:18: Ditemukan aku sedang memurnikan diri dalam Bait Allah: di sini Paulus menunjukkan perbuatan-perbuatannya selama hari berikutnya. Sesudah menyucikan diri menurut adat kebiasaan Yahudi, Paulus masih tetap tinggal di Bait Allah. Kemudian Paulus didatangi oleh beberapa orang Yahudi dari Asia. Di sini Paulus mau menunjukkan kepada sidang bahwa bukan dia yang menimbulkan keributan, melainkan beberapa orang Yahudi dari Asia itu. Ditemukan dalam Bait Allah: jauh dari mengotori Bait Allah. Paulus mengklaim bahwa tuduhan itu tidak benar sebab pada saat itu ia sedang dalam ritual pemurnian. Maka tuduhan terhadap paulus atas keributan di Bait Allah itu tidak benar. 24:19: Yahudi dari Asia: merekalah penuduh-penuduh itu dan merekalah yang harus dihadapkan kepada sidang ini. Paulus memberikan pengakuan mengenai saksi-saksi yang melihat dan bersama dia di Bait Allah. Anggota-anggota sanhedrin tidak menemukan bukti apa-apa selain kabar angin. Salah satu bukti yang sah dalam peristiwa itu ialah orang-orang Yahudi dari Asia (21:27). Perbuatan merekalah yang menyebabkan Paulus sekarang harus berdiri di hadapan Feliks. Akan tetapi, orang-orang Yahudi dari Asia itu sekarang tidak ada di sini. Maka Paulus memberikan kesempatan kepada para hadirin untuk memberikan kesaksian. 24:20: Kejahatan apa yang mereka temukan: kredibilitas saksi yang hadir, “orang-orang yang hadir di sini”. Paulus menantang mereka dari arah lain untuk memberikan bukti yang jelas atas tuduhan mereka terhadapnya, yakni kepada mereka yang hadir dalam persidangan itu. Tetapi mereka tidak menemukan kesalahan di sana, hanya bahwa kerusuhan pecah ketika Paulus bekhotbah tentang kebangkitan (23:6). Jika mereka tidak menemukan bukti mengenai pencemaran Bait Allah, maka kasus tersebut harus dihentikan. Tetapi jika mereka bersikeras untuk mengambil bagian, maka mereka harus setuju bahwa masalah ini adalah tentang kebangkitan orang mati. 24:21: Seruan kebangkitan: tuduhan peristiwa keributan di Bait Allah tidak memiliki dasar yang benar. Oleh karena itu, Paulus menyimpulkan pembicaraannya dengan mengatakan bahwa ia tidak bersalah. Masalah pokoknya ialah tentang kebangkitan orang mati (secara khusus kebangkitan Kristus). Feliks “tahu benar akan jalan Tuhan”. Maka ia memutuskan untuk menangguhkan perkara itu. Maka seharusnya Feliks membebaskan Paulus. Akan tetapi ia takut kepada orang Yahudi. Maka ia memerintahkan agar Paulus tetap ditahan namun masih bisah menerima kunjungan dari saudara-saudaranya. III. Penutup Di dalam perjalanannya ke Damsyk, terjadilah sebuah perubahan besar, perubahan radikal bagi Paulus. Paulus dipilih oleh Allah untuk mewartakan sabda-Nya di tengah-tengah segala bangsa. Dari seorang anti Kristus menjadi seorang misionaris yang mau dibunuh oleh kaum sebangsanya sendiri. Rencana Paulus untuk membunuh para murid Yesus di Nazaret, tetapi ternyata ia bertemu dengan kehidupan Kristus. Paulus kini menjadi saudara dan alat pilihan Tuhan bagi bangsa-bangsa, seperti katanya “Karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus” (Flp 3:12). Paulus disayangi dan dikasihi oleh Yesus dan diserahi tugas mulia: suatu proyek agung untuk mewartakan kasih-Nya kepada semua orang, “Sebab kasih Kristus menyertai kami…,” (2 Kor 5:14). Tindakkan dan pewartaan paulus pertama-tama bukan karena kemampuannya semata-mata, melainkan Roh Kuduslah yang memampukannya untuk mewartakan Injil. Roh Kuduslah yang berkarya dalam diri Paulus. Roh Kudus yang dahulu dijanjikan oleh Allah Bapa (Kis 1:4), dicurahkan oleh Yesus yang ditinggikan. Dahulu Yesus digerakkan oleh Roh Ilahi (Kis 10:38), maka dengan Roh yang sama Yesus menggerakkan hati setiap orang beriman. Dengan Roh yang sama juga, Paulus dianugerahi kekuatan untuk bersaksi tentang Dia di tangah-tengah orang banyak. Roh itulah yang menjadikan Paulus kuat dalam pengadilan di hadapan Feliks. Allah berkarya melalui Paulus. Melalui Paulus sabda Allah sampai kepada setiap orang yang belum mengenal-Nya. Kehadiran Allah melaui Paulus, memampukan setiap orang untuk beralih meninggalkan cara hidup yang lama dan mengenakan cara hidup yang baru. Cara hidup yang baru itu ialah cinta kepada Allah, sesama, dan alam ciptaan lain-Nya. Hanya oleh kekuatan Roh-Nya yang kudus semua orang dipersatuakan sebagai saudara di dalam nama-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar