Sabtu, 26 November 2011

HARI YANG INDAH (Oleh: Erick Sila)

Pagi tadi aku dikejutkan oleh kamu ketika aku hendak ke ruang sekertariat. Aku terpesona dengan ucapan selamat pagi darimu. Dari bibirmu yang tipis berwarna merah keluar kata itu dengan tulus dan ramah. Dipadu dengan pakaian yang serasi menampakkan suatu daya tarik tersendiri. Sungguh aku terpesona dengan gayamu hari ini. Aku sadar bahwa cinta itu tidak seharusnya dilihat dari penampilan tetapi aku suka dengan gayamu itu. Aku mencintai kamu karena kamu adalah kamu. Ini adalah keunikan yang dianugerahkan Tuhan kepada setiap orang. Namun sayang terkadang kita tidak menyadari itu. Bel berbunyi menandakan bahwa jam kuliah hari ini berakhir. Aku tidak sadar hari berlalu begitu cepat. Akupun beranjak meninggalkan ruang kuliah untuk mengembalikan buku absensi ke ruang sekertariat. Saat itu aku melihatmu telah menunggu aku di pintu gerbang kampus. Segera setelah aku mengembalikan buku absensi, aku segera menghampirimu. Aku takut kamu sudah lama menunggu aku. Seperti biasanya aku bersamanya selalu pulang kampus bersama-sama. Aku bahagia hari ini. Aku merasakan cinta itu mengalir dan kurasakan itu sunggu anugerah Tuhan yang luar biasa. Tuhan, terima kasih atas segala cinta dan perasaan baik yang aku terima dari orang-orang yang kepada mereka Engkau percayakan cinta itu. Tuhan, tambalah selalu cintaku. Agar dengan itu, akupun mampu mencintai semua orang sebagaimana aku mencintai diriku sendiri. Dalam suasana penuh syukur atas peristiwa-peristiwa indah yang aku alami hari ini, tiba-tiba kamu menelepon aku. Apakah kamu merasakan seperti yang aku rasakan saat ini? Owh.. entahlah. Kamu ingin mengajak aku jalan-jalan besok. Aku sangat senang mendengarnya dan aku setuju dengan ajakan itu. Hari ini adalah hari adalah hari sabtu. Seperti biasanya, kami tidak ada jam perkuliahan ataupun kegiatan lain di kampus. Maka aku memutuskan untuk menemanimu hari ini. Aku akan selalu setia menemanimu ke mana saja kamu mau. Hari ini udara terasah sejuk, langit nampak biru dengan sedikit awan berpadu dalam satu bingkai sang pencipta. Alam hari ini seakan mengerti tentang kita, ia menyediakan menyediakan segala yang indah bagi manusia. Ini sungguh luar biasa. Dengan langkah santai kita beriringan menelusuri sebuah taman yang indah penuh dengan bunga. Saat itu kamu mengatakan padaku bahwa taman ini sangat indah. Kamu mengatakan bahwa jika waktu mengijinkan kita, kita pasti akan ke sini lagi. Aku mengiakannya, tetapi aku juga tidak tahu kapan waktu itu. Engkau juga mengatakan kepadaku bahwa seandainya setiap orang menjaga alam seperti taman ini, pasti hidup manusia terasah indan penuh cinta. Seperi bunga-bunga di taman ini yang senantiasa memberikan senyum terindah tanpa memandang buluh di antara para pengunjung yang datang. “Bukankah begitu sayang…?”. Kamu bertanya padaku. Itu benar sayang…, seandainya semua manusia di bumi ini memiliki jiwa kasih dan tangan-tangan ramah seperti para karyawan di taman ini, aku yakin tidak akan ada bencana menimpa bumi kita. Tetapi sayang, manusia sungguh egois. Ia merusak kelestarian alam seenaknya saja demi kepuasannya sendiri. Perbincanganku bersamamu di siang hari itu terasah amat menyenangkan sehingga tidak sadar hari sudah mulai sore. Aku mengatakan kepadamu bahwa sudah saatnya kita pulang dan tanpa banyak kata kamupun setuju. Saat itu aku melihat wajahmu tampak begitu bahagia. Aku masih ingat ketika aku mengantarkanmu kembali ke rumah. Waktu itu kedua orang tuamu sangat senag karena aku telah menjagamu dengan baik. Waktu itu kamu mengatakan kepadaku bahwa kamu sangat berterima kasih karena telah menemani dan menjagamu sepanjang hari ini. Kamu berharap hari ini bisah terulang lagi di lain waktu. Sekali lagi kamu mengatakan padaku bahwa kamu sangat bahagia sekali hari ini. Kamu melambaikan tangan padaku sebelum kamu memasuki rumahmu. Setelah melihatmu menghilang di balik pintu, akupun mulai melangkahkan kaki menuju rumahku dengan perasaan senang dan bahagia. Aku bersyukur kepada Tuhan atas segala cinta, perasaan bahagia yang Tuhan berikan padaku hari ini. Hari ini berlalu dan malampun tiba. Aku melihat dari kaca jendela kamarku bulan purnama bersinar begitu cerah. Saat itu aku bertanya dalam hatiku “apakah malam ini Tuhan berikannya juga kepadaku?”. Mmm… aku yakin demikian. Tetapi, “sanggupkan aku membagikan kebahagiaan ini kepada orang lain?” sekali lagi aku bertanya pada diriku. Melaui pengalaman hari ini, aku ingin menjadi pembawa damai dan cinta bagi sesamaku. Aku tidak bisa. Tetapi aku yakin, bersama-Mu aku bisah Tuhan. Semua karena-Mu. Lalu aaku mengambil sebatang lilin dari laci meja belajarku. Aku menyalakannya dan mulai berdoa. Semua Karena-Mu Di keheningan malam nan sepi Di hadapan-Mu aku tersungkur sedih Terasah hati tersayat pedih Mengenag masa-masa yang keruh Sadarkan aku manusia yang rapuh Agar aku tak sampai runtuh Jadikan aku manusia ampuh Agar aku tidak menjadi angkuh Bertekat hati tetap setia Ke mana pergi selalu setia Jadikan aku sebagai media Pewarta bahagia di tengah dunia Meski aku masih belia Ku parcaya pada-Mu yang mulia Bergemah kidung pujian gloria Terasah hidup amat meriah Meskipun hidup penuh bisa Kamu bersamaku aku bisah Walau gelombang dasyat berbusah Engkau mengangkat aku tak basah Jadikan aku pembawa damai Di tenga dunia yang semakin ramai Agar aku tak menjadi lalai Di tengah dunia yang semakin santai Aku ada karena-Mu Aku bisah karena-Mu Aku kuat karena-Mu Semuanya karena-Mu

ADA APA DENGANMU ??? (Oleh: Erick Sila)

Semalam kamu mengirim sebuah pesan singkat kepadaku. Kamu memanggilku dengan begitu ramah….”abangku”, demikianlah isi pesan yang aku terima dari kamu. karena tugas kuliah yang akan dipresentasekan dihadapan teman-teman sekelasku tinggal satu hari lagi maka mencoba menyelesaikannya. itulah alasan mengapa aku tidak menanyakan kabar kamu hari ini. Tapi percayalah sayangku, kamu selalu ada di hatiku sampai kapanpun. Tetapi aku berjanji untuk meneleponmu malam nanti. “Hai dik, gimana kabar kamu?”. Hai juga bang, tumben sms aku, masih ingat ya sama aku?”. Demikianlah bunyi sms yang aku terima dari kamu. Jujur, ketika membaca pesan kamu, aku kaget penuh tanda tanya di hatiku. Apakah kamu hanya bercanda atau ini adalah ungkapan rasa kangenmu kepadaku yang tidak aku ketahui. Untuk memastikan perasaanku itu, aku memutuskan untuk meneleponmu. Tapi sayang, nomor kamu lagi sibuk. Setelah menunggu beberapa menit, aku mencoba meneleponmu lagi. Dari seberang sana aku mendengar suaramu tidak seramah dan semesra dulu. “Ada apa denganmu?” aku menjadi bingung… “Apakah salahku padamu?” aku tidak marah, dan memang itu bukan tipeku. Pagi tadi sebelum aku berangkat ke kampus, aku masih sempat mengucapkan selamat pagi untukmu dengan harapan segala aktivitasmu berjalan dengan baik dan diberkati oleh Tuhan di hari ini. Dan itulah yang aku lakukan setiap pagi untukmu. Inilah bentuk perhatian yang bisah aku lakukan untukmu. Sebab tidak ada acara lain yang mungkin karena jarak dan waktu memisahkan kita, engkau jauh di sana dan aku disini. Namun sayang, terkadang kamu tidak menyadari itu. Jujur…aku kecewa padamu. Kamu tidak mengerti tentang rasa ini. Tentang apa yang aku rasakan. Aku masih ingat kamu pernah bilang kepadaku bahwa kamu tidak akan sms aku jika aku belum mendahuluinya”. Aku bertanya dalam hatiku apakah ini yang dinamakan cinta sejati? Tentu tidak. Cinta sejati adalah cinta yang tidak berat sebelah. Cinta sejatih adalah tanpa syarat, ia mengalir dari hati diberikan dengan bebas tanpa paksaan dan tekanan apapun. Maka aku memutuskan untuk menyatakan hal ini kepadamu. Telepon berdering dan kamu mengangkatnya. “hai bang, ada apa?” aku mendengar suaramu begitu lembut dan dan manis dari seberang sana. Oh…seandainya saat ini kamu di sini, aku akan memelukmu dan menyatakan bahwa aku mencintaimu. Namun sayang, kita dipisakan oleh jarak dan waktu. “Ooo…..tidak apa-apa de, aku hanya ingin mengetahui kabar kamu. Tapi ada lho yang mau aku tanyakan padamu”. “Tentang apa bang?, aku mendegar suara halus itu berbisik dengan lembut dari seberang. “Kenapa shi abang bertanya seperti itu?”. Kamu balik bertanya kepadaku. “ow… aku hanya ingin tahu saja, apakah kamu benar-benar mencintai aku?, “tidak tahu bang, aku bingung”, jawabmu singkat. Cerita akhirnya berakhir dan aku tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari kamu. Aku masih ingat disiang itu kamu mengirimkan sebuah pesan untukku. Dalam pesan itu kamu memohon kepadaku agar aku melupakanmu dengan alasan, kamu takut jika aku terlalu mencintaimu, dan akhirnya terluka karena cinta itu sendiri. Baiklah, aku akan mencobamelupakanmu. Tetapi ketika aku mencoba melupakan hal itu, kamu semakin perhatian kepadaku. Jujur, aku tidak bisah. Aku mencintaimu sampai kapanpun, sampai aku menutup mata, ada apa denganmu? Cinta. Ya, cinta itulah jawabannya CINTA TERASA SANGAT INDAH TETAPI SANGAT SULIT BILA DITANYA MENGAPA??

KADO YANG TERINDAH (Oleh: Erick Sila)

Hari ini aku memutuskan untuk tidak menelepon atau mengirim pesan singkat untukmu. Aku tahu bahwa kamu akan berulang ulang tahun besok. Aku ingin memberikan sebuah kejutaan kepadamu jam 00.00, malam nanti. Aku berharap kamu juga ingat akan ulang tahunmu dan mudah-mudahan kamu tidak tidur lebih cepat malam ini. Aku ingin menjadi orang pertama yang memberi ucapan selamat ulang tahun untukmu kali ini, sebab inilah ulang tahun pertama kalinya ketika aku mengenal kamu. Di balik semunya itu, aku telah menyiapkan sebuah surprise yang sangat sederhana, namun aku yakin kamu tidak akan melupakannya sepanjang hidupmu. Ya, aku yakin kamu akan terkejut dengan surprise itu. Hallo.. ah, aku mendengar suara mu berat menahan kantuk, tapi maaf aku mengganggumu sayang… aku rindu sekali berdoa bersamamu malam ini. Aku mendengar dari seberang sana suaramu sepertinya menyiratkan sejuta tanda tanya di hatimu. Kamu tentu bertanya-tanya, apa gerangan aku mengajakmu berdoa bersama ditengah malam seperti ini. Tetapi kamu mengiakannya saja walaupun masih tersimpan sejuta tanda tanya di hatimu. Dalam kebigunana yang masih kamu rasakan, aku mohon padamu tinggalkan itu sejenak. Aku hanya menginginkan agar doa itu benar-benar tulus kepada Tuhan. Di keheningan malam yang indah, tenang dan damai doa itu mulai berkumandang. Pelan tapi pasti. Ini adalah doa yang tulus dari hatiku yang paling dalam dan aku yakin Tuhan pasti mendengarkan doaku. Aku mendengarmu menarik napas panjang dan mungkin kamu terkejut ketika aku mulai menyebutkan isi intensi doaku malam itu. Dalam intensi doaku, aku mohon kepada Tuhan agar memberikan perlindungan, umur panjang dan kesusksesan untukmu pada peristiwa penting yang kamu alami hari ini. Setelah doa berakhir engkau mengatakan kepadaku bahwa kamu sangat terharu. Kamu sangat bahagia karena inilah pertama kali kamu alami di ulang tahunmu. Terima kakasih abangku, demikinlah kata yang bisa kamu ungkapkan padaku saat itu. Engkau menyatakan kepadaku bahwa kamu tidak tahu harus dengan apa kamu membalas segala kebaikanku kepadamu. Aku hanya menyatakan “berterimaksihlah kepada tuhan sebab Dia adalah sang cinta”, sebab hanya Dia, kepada Dia, dan dari Dia sajalah cinta itu mengalir. Aku meyakinkan kamu bahwa cinta yang kumiliki adalah dari Tuhan. Oleh karena itu, aku harus membagikannya kepada siapa saja tanpa syarat. Atas dasar itu, dan pada ulang tauhunmu hari ini aku mau mengatakan atas nama kejujuran bahwa aku sayang kamu. Akhirnya mulai kamu sadar; kamu menyatakan kepadaku malam itu bahwa ini adalah kado yang paling indah yang kamu terima sepanjang sejarah ulang tahunmu. Ternyata kado ulang tahun yang aku bayangkan dari kamu selama ini salah total. Aku membayangkan bahwa mungkin kamu akan memberikan kepadaku sebuah boneka yang cantik atau sebuah jam tangan yang manis. Ternyata aku salah. Namun apa yang kamu berikan kepadaku di ulang tahun ku kali ini sungguh luar biasa. Lebih berharga dari yang pernahku terima sebelumnya”. Demikinlah curahan hatimu padaku malam itu. Terimakasih Tuhan, terima kasih cinta.

LANGITPUN MENANGIS (Oleh: Eric Sila)

“Mungkinkan kita kan slalu bersama Walau terbentang jarak antara kita…?”. Demikianlah penggalan lagu dari Stinky yang juga pernah kamu kirimkan padaku melalui sebuah pesan singkat. Aku tahu bahwa kini kita tidak bersama-sama lagi seperti yang dulu. Jarak dan waktu telah memisahkan kita. Aku juga tahu bahwa kamu benar-benar mencintai aku. Karena begitu dalam dan tulus cintamu padaku sehingga kamu takut kehilangan aku. Tetapi aku mencoba meyakinkanmu bahwa cinta yang tulus tidak akan pudar walaupun dipisahkan oleh jarak dan waktu. Kamu selalu ada di hatiku. Tetapi apakah kamu kuat dan sabar dengan keadaan ini? Entahlah… aku tidak tahu. Waktulah yang akan menjawab semuanya itu. Hari berlalu bulanpun berganti. Seperti biasanya kita melewati hari-hari dengan saling berbagi cerita. Semuanya terasa indah dikala kita saling terbuka. Kamu terbuka mengatakan padaku tentang perasaanmu. Kamu mengatakan padaku bahwa aku terlalu sempurna bagimu. Aku tidak percaya, namun itulah perasaanmu terhadap aku. Aku tidak bisah menyangkalnya karena akupun sendiri tidak tahu tentang diriku sendiri. Yang aku tahu tentang diriku adalah bahwa aku benar-benar mencintaimu. Itu saja tidak lebih. Selebihnya orang lainlah yang menilai, dan mengetahui siapa atau apa arti hadirku bagi mereka, terutama hadirku bagimu. Enam bulan telah berlalu. Semua kenangan pahit dan manis bersamamu selalu terbayang di benakku. Ketika aku kangen padamu, aku mengambil sebatang lilin dan mulai berdoa semoga Tuhan senantiasa melindungimu. Aku juga tidak lupa menelepon kamu jika aku benar-benar tidak sibuk. Suara manjamu adalah obat mujarab bagi rasa kangenku. Malam itu aku mendengar suaramu begitu berbeda dari hari-hari sebelumnya. Suaramu kedengaran begitu berat; nampaknya kamu lagi sedih. Ternyata dugaanku benar. Aku tidak tahu mengapa kamu begitu sedih malam ini. Ketika aku mendesakmu beberapa kali, akhirnya kamu mau mengatakan yang sebenarnya. Kamu mengatakan padaku bahwa kamu merasa berat jika kita terus bersama. Malam itu kamu meminta padaku agar kita mengakhiri semua kisah kita. Jujur… aku sangat sedih mendengarnya. Tetatapi apa boleh dikata? Aku juga tidak tahu apa yang membuatmu mengakhiri semua dengan begitu cepat. Padahal aku tidak pernah melakukan kesalahan yang membuatmu kesal dan marah padaku. Tetapi di saat itu aku sadar dan aku ingat akan apa yang pernah aku katakan padamu dulu. Aku mengatakan padamu waktu itu bahwa aku mencintai kamu karena kamu adalah kamu. Itulah cinta tanpa syarat. Aku iklas jika itu adalah keputusanmu. Aku juga sadar bahwa mungkin bukan aku yang menjadi pilihan hatimu. Langitpun menagis malam itu. Di luar hujan turun begitu deras. Saat itu kamu menangis sehingga membuatmu tidak sanggup berbicara. Akupun bingung mau mengatakan apa pada saat itu. Aku hanya mengatakan bahwa jika berat bagimu mencintai aku sebagai seorang kekasih, cintailah aku sebagaimana kamu mencintai kakak atau abang kandungmu sendiri. Itulah yang aku katakan padamu malam itu. Tetapi kamu mengatakan padaku bahwa itu berat buat kamu. Akan tetapi aku mencoba meyakinkanmu bahwa kamu pasti bisah. Itulah pilihanmu jadi kamu juga harus bisah melupakan aku. Jujur… aku mengatakan hal ini dengan berani walaupun aku sendiri harus terluka karena keputusan itu. Ya, aku melakukan hal ini hanya agar kamu bahagia. Aku menghargai keputusanmu untuk mengakhiri semua ini. Aku juga tidak tahu apa sebab dari semua ini. Mungkin ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku. Kamu masih menangis sehingga aku memohon padamu untuk menghentikannya. Aku meminta padamu untuk menenangkan diri agar kita dapat menyelesaikan masalah ini dengan baik. Aku tidak mau kamu membenci aku gara-gara cinta. Aneh bukan?? Ya, karena cinta itu sendiri adalah baik. Cinta tidak boleh memaksakan kehendak pribadi. Cinta harus rela berkorban tanpa syarat. Suatu hubungan persahabatan yang dimulai dengan cinta harus diakhiri juga dengan cinta yakni cinta yang tidak menuntut balasan. Malam itu kita sampai pada suatu kesepakatan bahwa hubungan kita hanya sebatas sahabat biasa. Tidak lebih dari itu. Sebagai kata terakhir kamu mengucapkan terima kasih kepadaku atas peristiwa-peristiwa indah yang pernah kita lalui bersama. Kamu mengatakan padaku bahwa kamu akan mengenang semua itu sepanjang hidupmu. Sebagai kata terakhir kepadamu, aku juga mengucapkan terima kasih atas ketulusan dan perhatian yang kamu berikan padaku selama kita masih bersama. Aku berharap persahabatan kita tetap abadi. Aku hanya meminmya satu hal saja padamu sebagai permintaanku yang terakhir. Aku meminta agar kamu membalas SMS-ku atau mengangkat teleponku apabila aku menanyakan kabarmu. Kamu setuju dengan permintaanku. Oya, kamu juga meminta padaku bahwa untuk beberapa hari ke depan, kita tidak boleh saling kontak. Alasannya adalah bahwa biarlah kita menenangkan pikiran kita masing-masing. Itulah yang kamu katakan padaku sebelum kamu mematikan teleponnya. Tidak terasah satu minggu berlalu. Jujur, satu minggu bagiku adalah satu tahun jika tidak ada kabar dari kamu. Aku kangen padamu. Aku kangen dengar suaramu. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama seperti aku? Aku merasah bahwa kamu masih seperti yang dulu bagiku. Ya., apa boleh buat, karena semua itu terjadi bukanlah kesalahanku dan bukan juga keputusanku. Jadi jujur saja aku tidak merasa kehilangan kamu sama sekali. Kamu masih ada di hatiku seperti yang dulu. Tetapi walaupun demikian, aku mencoba untuk tidak menanyakan kabar kamu. Aku tahu bahwa hal itu hanya membuat aku menderita tetapi aku juga tidak mau berharap lebih. Itulah janji yang harus aku tepati. Memang benar bahwa semakin keras kita menjaga hubungan, semakin sukar juga bagi kita untuk melupakannya. Satu bulan telah berlalu. Dalam setiap pesan singkat yang kamu kirimkan padaku, kamu selalu mengatakan bahwa kamu kangen padaku. Aku akui itu karena aku sendiri telah membuktikannya. Akan tetapi, kemarin kamu mengatak kepadaku bahwa kamu telah mempunyai kekasih yang baru. Kamu mengatakan padaku bahwa hubungan kamu bersamanya sudah sejak satu bulan yang lalu. Ketika mendengar itu aku senang, tetapi juga sedih karena perhatianmu akan berkuarang buat aku. Perhatianmu padaku tidak akan seperti yang dulu lagi. Aku masih ingat ketika kamu mengatakan hal itu padaku. Kamu bertanya padaku apakah aku sakit hati mendegar hal itu? Tidak. Aku tidak sakit hati dan juga tidak marah padamu. Aku malah senang karena kamu telah menemukan kekasih hatimu yang baru yang mungkin lebih baik dari aku. Aku akui bahwa aku bukanlah siapa-siapa di matamu. Kamu juga mengatakan padaku waktu itu bahwa sayangmu padaku lebih besar dari pada untuk dia. Huuuft… aku menarik nafas panjang ketika mendengar itu. Aku bertanya pada diriku, “mengapa kamu begitu sayang kepadaku?”, padahal kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi selain sebagai sahabat biasa. Tetapi aku bersyukur atas semuanya itu. Itu semua adalah anugerah dari cinta terindah. Terima kasih sabatku, terima kasih cinta. Terima kasih karena kamu mau mencintai aku dengan tulus sebagai sahabatmu. Semoga persahabatan kita bertahan selama-lamanya. Kamu adalah yang terbaik bagiku. DARI SEMUA HAL YANG DIANUGERAHKAN OLEH KEBIJAKSANAAN TIDAK ADA YANG LEBIH BESAR DAN LEBIH BAIK DARIPADA PERSAHABATAN (Pietro Aretino)

Kamis, 24 November 2011

KEBANGKITAN KRISTUS: SEBUAH PERISTIWA IMAN (Oleh:Erick Sila)

KRISTOLOGI I. Pengantar Titik tolak iman Kristiani yang diajarkan oleh para rasul adalah tentang kebangkitan. Inti pewartaan yang diajarkan oleh para rasul adalah bagaimana iman yang dialami bersama Sang Guru, Yesus Kristus. Berbicara tentang kebangkitan tidak semudah membalik telapak tangan. Peristiwa kebangkitan sangat sulit dipahami sehingga menimbulkan perdebatan baik di kalangan umat Kristiani sendiri maupun yang bukan umat kristiani. “Hal ini sudah terjadi sejak pewartaan Santo Paulus (1 Kor 15) dan tiada kunjung hentinya seperti yang tampak dalam (2 Tim 2:18), “Yang telah menyimpang dari kebenaran dan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang”. Seandainya pada saat itu orang membawa kamera foto atau fidio dan mengabadikan peristiwa kebangkitan Yesus itu, maka tidak akan ada perdebatan semacam ini, kecuali para murid yang mengalami pengalaman itu. Perlu dipahami bahwa kebangkitan Yesus bukanlah pertama-tama sebagai suatu kenyataan historis semata, sebab tiada suatu pun istilah yang mampu mengungkapkan secara tuntas dan penuh realitas kebangkitan Yesus itu. Mengapa? Sebab kebangkitan Yesus merupakan peristiwa iman. Maka berdasarkan argumen di atas, maka timbul pertanyaan besar bagi kita. Bagaimana para Rasul dan Gereja Perdana bersaksi atas kebangkitan itu? apa fakta historis yang kita miliki tentang kebangkitan Yesus itu? Apakah kebangkitan Yesus hanya meupakan isapan jempol belaka dari para rasul? Pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai iman Kristiani semacam inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahasnya secara umum dalam paper ini. II. Yesus Bangkit dan Dibangkitkan Pertama-tama harus dipahami bahwa kebangkitan bukan berarti mayat yang hidup kembali, seperti yang dialami pemuda dari Naim, anak Yairus ataupun Lazarus yang dulu dibangkitkan Yesus dari mati. Mereka akhirnya mati lagi dan tidak demikian untuk Yesus. Setelah Yesus bangkit dari dari antara orang mati, Ia tidak mati lagi: “maut tidak berkuasa lagi atas Dia” (Rom: 6:9). Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa kebangkitan merupakan sesuatu yang “menghidupkan kembali”. Perjanjian Lama mau mengatakan bahwa kebangkitan itu bukan kebangkitan dari mati melainkan sebagai suatu pemulihan kembali atas penyakit keras yang diderita oleh seseorang. Penyakit keras merupakan sesuatu yang membawa manusia kepada kematian. Maka ide kebangkitan dalam Perjanjian lama belum ditampakkan secara jelas. Ide lain mengenai kebangkitan juga ditampakkan dalam kitab 1 dan 2 2 Raja-raja. Kitab 1 dan 2 Raja-raja melukiskan kebangkitan sebagai kehidupan kembali tubuh setelah kematian (bdk 1 Raj 17:17-24 dan 2 Raj 4:18-21). Dalam kitab ini ide kebangkitan belum ditampakkan secara jelas namun dapat dilihat di sini bahwa Yahwelah yang berkuasa atas kematian. Kematian dianggap sebagai sesuatu yang menghancurkan hidup manusia. Kedua, kata kebangkitan merupakan sebuah metafora atau kata kiasan. Kata kiasan kebangkitan dipinjam dari kedaan orang yang tertidur, lalu bangun, bangkit atau dibangunkan. Dikatakan bahwa sebelum Yesus pun kata kiasan ini sudah dipakai. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa bukan semua orang mengalami kebangkitan Yesus. Mereka hanya mengetahui, sebab dapat diamati setiap orang bahwa Yesus benar-benar mati dan dikuburkan (bdk 1 Kor 15:4). Oleh karena itu, dibuatlah “jembatan penghubung” dengan menggunakan kata kiasan Yesus bangkit atau dibangkitkan. Dalam Surat-surat Paulus sering kali dikatakan bahwa Yesus dibangkitkan oleh daya kekuata Roh atau Allah sendiri (bdk Rom 4:24-25; 6:4; 10:9, Efesus 1:2 dll). Akan tetapi, dalam Injil Lukas dan Markus dikatakan bahwa Yesus bangkit (bdk Luk 24:7, 46 dan Mrk 8:31; 14:28). Semuanya ini dilihat dari sudut pandang masing-masing penulis. Penulis memiliki sudut pandang yanmg berbeda-beda namun satu dalam isi yakni Yesus yang bangkit. Kalau dilihat dari sudut pandang siapa yang menyebabkan Yesus bangkit, maka harus dikatakan bahwa: Yesus dibangkitkan oleh Allah. Sebab Yesus yang mati tidak berdaya sama sekali karena memang orang mati tidak memiliki kekuatan apa-apa lagi untuk hidup, memulai lagi suatu hidup yang baru. B. M. F. Van Iersel dalam bukunya: Yesus itu Kristus mengatakan bahwa bukan Yesus yang merupakan pokok kalimat, tetapi Allah. Dikatakan bahwa: Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Akan tetapi, kita harus satu dalam kebenaran akhir bahwa Yesus yang tadinya mati kini telah bangkit. Yesus yang telah bangkit hidup untuk Allah, maut tidak berkuasa lagi atas Dia (bdk Rom 6:9). Karena itu, dalam Mat 28:16 hanya menampilkan peristiwa pasca-kebangkitan yakni Yesus yang bangkit ditinggikan, menunjukkan otoritas-Nya. Tetapi dalan Injil Yohanes, peristiwa ini merupakan asosiasi terdekat dan signifikan dari Salib, kebangkitan dan pengiriman Roh. Maka inti kebangkitan Yesus mau menyatakan bahwa Yesus yang tadinya mati tak berdaya kini telah hidup. Yesus yang di dunia benar-benar mati dan dari kematian itu, Ia beralih masuk kedalam suatu keadaan yang sama sekali lain. “Andai kata Kristus tudak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1 Kor 15,13). Perlu disadari bahwa walaupun Ia tidak bersama-sama lagi dengan kita (secara faktual) namun ajaran-Nya, Teladan-Nya dan apa yang diperjuangkan-Nya tetap relevan dan berpengaruh aktif dalam sejarah, sejauh sejarah itu menyangkut keselamatan umat manusia. III. Kesaksian Para Murid Perjanjian Baru menyampaikan pewartaan tentang Yesus yang bangkit. Bentuk pewartaa pewartaannya pun berfariasi. Pewartaan akan kebangkitan Yesus muncul tidak lama setelah pengalaman akan kebangkitan Yesus tersebut. Pewartaan tentang Yesus yang bangkit tersimpan dalam tradisi-tradisi yang hidup dalam lingkungan orang Kristen. Salah satu tradisi pewartaan yang dapat kita lihat misalnya dalam Kis 1:12. Perlu diketahui bahwa pewartaan Perjanjian Baru mengenai Yesus yang bangkit bukanlah semata-mata sebagai sebuah laporan sejarah yang dapat dilihat dan diteliti secara empiris, melainkan sebagai peristiwa iman Gereja perdana. Itulah sebabnya para murid mewartakan Yesus yang bangkit bukan berdasarkan fakta historis-faktual dan rasional, melainkan mereka mewartakan Yesus yang bangkit sebagai suatu kesaksian iman sebab, “tentang hal itu kami adalah saksi” (Kis 2:32). Kesaksian mengenai kebangkitan juga datang dari kaum perempuan. Mereka adalah Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome yang kepada mereka Yesus juga menampakan diri setelah Ia bangkit dari mati. Akan tetapi, Perempuan dalam tradisi Yahudi dianggap sebagai sumber dosa. Kesaksian kaum perempuan dianggap palsu. Wanita tidak dapat menjadi saksi resmi, sehingga tidak mendukung pewartaan tentang kebangkitan. Inti pokok dari pewartaan para murid adalah pengalama akan kebangkitan Yesus setelah Ia menderita sengsara dan wafat. Allah telah membangkitkan Putera-Nya dari antara orang mati (bdk 1 Tes 1:10) dan bahwa para murid telah melihat Tuhan (Yoh 20:25) setelah Ia menderita sengsara dan wafat. Maka ditegaskan bahwa “… yang benar ialah bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati” (1 Kor 15:20). IV. Fakta Historis Kebangkitan Yesus A. Makam Kosong Cerita mengenai “makam kosong” dapat kita temukan dalam Perjanjian Baru khususnya dalam keempat Injil (bdk Mat 28:1,5-7; Luk 24:1-11; Mrk 16:1-8; Yoh 20:1-10, 11-13). Kisah mengenai “makam kosong” ini memiliki tujuan yang sama seperti kisah-kisah mengenai penampakan. Keyakinan itu terungkap dari umat Kristen perdana bahwa Yesus yang mati kini telah hidup. Keyakinan akan kebangkitan Yesus bukanlah hasil rekayasa manusia melainkan sebuak kebenaran objektif yang datang dari Allah. Pengakuan iman akan kebangkitan Yesus terdapat dalam Perjanjian Baru diteruskan oleh Gereja perdana. Oleh karena itu, apabila kita mengakui bahwa Kristus adalah Tuhan maka kita juga harus mengakui bahwa “Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati” ( bdk 10:9). Dalam katekismus Kristologi dilukiskan empat dari enam macam kisah mengenai “kubur kosong” mengenai peristiwa kebangkitan yakni: (1) Mrk 16:1-8, dalam ay. 1-8 mengisahkan penemuan “makam Kosong” oleh para wanita yakni Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome dan warta paskah: “Ia telah bangkit! Ia tidak ada di sini. Setelah mendengar itu, mereka berlari dan tidak mengatakan apa-apa kepada orang lain atau para murid karena “mereka takut”. Yang mereka ceritakan hanyalah janji dari malaikat bahwa Petru dan para murid yang lain akan melihat-Nya di Galilea. (2) Mat 28:1-20, juga mengisahkan ditemukannya “makam kosong” dan “warta paskah, “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya (ay. 1-8). (3) Luk 24:1-35, juga ditemukannya “makam kosong” dan “warta paskah”, Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit (ay. 1-12). (4) Yoh 20:1-29, mengisahkan juga mengenai ditemukannya “makam kosong”. Kisah mengenai “kubur kosong” yang membuktikan bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit kurang akurat dan terpercaya untuk dijadikan sebagai pegangan iman. Sebab argumen mengenai “kubur kosong” yang membuktikan bahwa Yesus bangkit sangat lemah. Akan tetapi argumen-argumen ini tidak boleh diabaikan, sebab orang-orang Yahudi yang begitu gencar menetang kebangkitan pun tidak dapat membuktikan bahwa kubur Yesus tidak kosong; yang menemukan bahwa Yesus masih berbaring di sana. Semua ketakutan dan keraguan para murid akan kebangkitan Yesus menjadi sirna ketika mereka berjumpa dengan Yesus Kristus yang mulia. Oleh karena itu, sampailah kita pada kesimpulan akhir bahwa “kubur kosong” bukan karena mayat Yesus dicuri melainkan Ia telah bangkit dengan mulia. B. Penampakkan-penampakkan Yesus Tradisi telah mengatakan bahwa tidak seorangpun yang melihat secara langsung bagaimana Yesus bangkit. Oleh karena itu, kebangkitan bukan merupakan suatu kenyataan historis-faktual melainkan sebuah peristiwa iman. Perjanjian Baru mengatakan bahwa Yesus ditampakkan, tampak, menampakkan atau menampakkan diri. Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul menyatakan secara realistis bagaimana Yesus yang bangkit menampakkan diri-Nya kepada para murid. Dikatakan bahwa Yesus sempat makan dan minum, mengadakan perjamuan, memperlihatkan tangan, kaki, dan sisi-Nya yang terluka dan sebagainya. Kisah mengenai kebangkitan Yesus dinyatakan kepada para wanita melalui seorang malaikat bahwa Yesus telah bangkit (bdk Mat 28:1-8), penampakkan kepada kesebelas murid di Galilea (bdk Mat 28:16-17), penampakkan Yesus kepada dua orang murid dalam perjalanan ke Emaus (bdk Luk 24:13-35), penampakkan di Yerusalem (bdk Luk 24:36-43), penampakkan kepada para murid ketika Thomas tidak hadir (bdk Yoh 20:19-23), penampakkan kepada para murid ketika Thomas hadir (bdk Yoh 20:24-29), penampakkan tujuh murid di Galilea (bdk Yoh 20:30-31), dan tiga penampakkan Yesus di Yerusalem pada hari Minggu Paskah (bdk Mrk 16:9-11, 12-13, dan 14-18). Kisah-kisah penampakan ini apababila dibaca dengan teliti maka kita akan menemukan unsur keanehan dalam realitas kebangkitan tersebut. Dikatakan bahwa tiba-tiba Yesus tampil dan menghilang, Ia juga bahkan tidak terhalang oleh pintu-pintu yang terkunci sekalipun. Yang paling aneh lagi bahwa Yesus tidak dikenal oleh para murid-Nya sendiri, kecuali setelah Ia memperkenalkan diri-Nya kepada mereka. Maka jelaslah bagi kita bahwa Yesus yang telah bangkit tidak kembali ke bumi melainkan kembali bersatu dengan Bapa-Nya. Ia telah beralih dari dunia ini ke dunia yang sama sekali lain. Itulah sebabnya kebangkitan itu tidak dapat diamati, dipotret dengan kamera foto ataupun difilmkan. V. Penutup dan Refleksi Ada orang yang merasa bingung dan tidak mengenali kehadiran-Nya setelah ia bangkit. Mereka adalah Maria Magdalena, Simon Petrus dan murid lainya yang di kasihi Tuhan; murid yang lain mungkin juga termasuk kita semua umat beriman. Maria Magdalena datang ke kubur dan hanya melihat dari luar. Simon Petrus dan murid yang dikasihi Tuhan lari ke kubur dan melihat hal yang sama tetapi hanya satu yang “melihat dan percaya”. Mengapa terjadi demikian? Jelas di sini bahwa kita tidak boleh putus asa. Pertanyaan kita ialah mengapa murid yang lain percaya? padahal mereka juga tidak berjumpa dengan Yesus seperti yang dialami oleh Maria Magdalena dan simon petrus. Dalam hal ini teks tidak mengatakan apa-apa. Yang pasti bahwa ia percaya akan sesuatu tentang Yesus yang bangkit. Kita tentu berpikir bahwa, merenungkan dan juga meyakini bahwa Yesus yang pernah membangkitkan Lazarus pasti juga bisah membangkitkan diri-Nya. Bagi orang yang percaya, Yesus hanya beradu dalam kubur tetapi tidak mungkin tinggal di antara orang mati karena Ia adalah Allah yang hidup. Karena kuasa-Nya itu, Ia meskti bangkit kembali. Kristus yang bangkit, “di manakah Dia?”. Murid yang dikasihi Tuhan mulai masuk dalam suatu permulaan misteri paskah: “Tuhan hidup dan berada di antara kita”. Tetapi mereka tidak bisah melihat-Nya. Para murid hanya melihat tanda-Nya. Dia telah masuk ke dalam kubur dan melihatnya lebih dalam. Murid itu merenungkan peristiwa salib dan pemakaman. Sementara Petrus belum mengalami hal itu karena ia hanya melihat dari luar saja, yakni hanya tinggal pada kubur kosong. Lalu kapan kita orang beriman mengalami misteri paskah seperti yang dialami oleh murid yang dikasihi-Nya itu? Kalau kita mengerti Kitab Suci, merenungkannya dan menyimpannya dalam hati, mungkin kita akan mengalami tanda-tanda kehadiran Kristus yang bangkit. Sejak semula Allah telah menentukan orang-orang-Nya untuk menjadi saksi kebangkitan putera-Nya. Kitapun dipilih Allah untuk menjadi saksi-saksi hidup untuk mewartakan kebangkitan Tuhan. Yesus telah bangkit dengan jaya, yesus telah menang atas maut. Dengan iman, harapan dan kasih kita yakin bahwa Yesus pun akan membagkitkan kita untuk mengambil bagian bersama-Nya dalam kebahagiaan kerajaan Bapa-Nya.